Mungkin saat membaca judul tulisan ini ada yang merasa ganjil pada judul tersebut. Tetapi, itulah adanya, hanya ada Mahasiswa dan Tuhan Yang Maha Esa. Kata maha hanya disematkan untuk dua kata saja yaitu ”maha”siswa dan tentunya Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata maha memiliki arti sebuah kata dengan bentuk terikat yang berkaitan erat dengan arti sangat, amat, teramat dan besar. Kemudian kata maha tersebut diikatkan dengan kata siswa yang kita ketahui bersama memiliki arti peserta didik untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dua kata maha dan siswa disatukan dan jadilah Mahasiswa, kata yang akan menjadi setara secara eksistensi dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Sebesar itukah kehebatan Mahasiswa hingga disetarakan secara eksistensi dan simbol dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dzat yang Maha segala – galanya itu disetarakan oleh Mahasiswa yang kita ketahui bersama hanyalah seorang yang sedang menjalani proses pendidikan di sebuah perguruan tinggi atau setaranya. Sejuta alasan tidak setuju dengan penyetaraan antara Mahasiswa dan Tuhan Yang Maha Esa pastilah kita akan temui. Namun, kembali lagi kita akan dihadapkan dengan kenyataan bahwa hanya Mahasiswa dan Tuhan sajalah yang disematkan kata terikat berupa maha.
Siswa yang besar, siswa yang hebat atau siswa yang teramat – amat besar bahkan siswa yang paling terhormat. Itulah pendapat mudah tentang arti dari Mahasiswa. Lebih dalam Mahasiswa memiliki aspek harapan berupa pendidikan akademis kepada masyarakat yang nantinya akan dituangkan kepada istilah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Apa itu Tri Dharma Perguruan Tinggi? Adakah Mahasiswa atau bahkan dosen yang belum mengetahuinya? Jika ada Mahasiswa atau dosen yang belum mengetahuinya tentunya sungguh sangat memalukan. Karena Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah visi dan misi yang menjadi tujuan untuk seluruh perguruan tinggi di negara kita Indonesia. Konsep itu berlaku pada perguruan tinggi negeri dan swasta, baik kedinasan atau bukan. Kemudian apa itu Tri Dharma Perguruan Tinggi? Kata Tri dan Dharma diambil dari bahasa Tionghoa jika digabungkan secara harfiah akan berarti “tiga ajaran kebenaran”. Ada lagi yang mendefinisikan sebagai “tiga kewajiban”, jadi Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah tiga ajaran kebenaran atau tiga kewajiban yang harus dijalankan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Selanjutnya apa tiga ajaran atau tiga kewajiban tersebut? tiga ajaran atau kewajiban tersebut adalah Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian.
Pendidikan adalah pilar utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya pendidikan serta pengajaran yang baik maka akan terciptanya bibit – bibit unggul yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Pendidikan yang baik menjadi kewajiban utama pada sebuah perguruan tinggi. Selanjutnya penelitian merupakan kegiatan yang menghasilkan pengetahuan secara empiris, teori, konsep, metodelogi dan informasi baru. Kegiatan penelitian sendiri memiliki peranan sangat penting dalam mewujudkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terakhir adalah pengabdian, perguruan tinggi wajib mengajarkan Mahasiswa untuk mengabdi. Mahasiswa memiliki kewajiban untuk turun langsung ke masyarakat guna menciptakan garis penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Pengabdian Mahasiswa kepada masyarakat, bangsa dan negara adalah kesimpulan dari esensi Mahasiswa itu sendiri. Makna yang sangat mendalam bagi Mahasiswa yang diajarkan tiga kebenaran atau tiga ajaran oleh perguruan tinggi. Ilmu Tri Dharma yang didapat Mahasiswa dari proses belajar di perguruan tinggi harus didedikasikan kepada masyarakat sekitar guna menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
Dari pemaparan sebelumnya, kita sudah dapat memahami bahwa Mahasiswa memiliki arti yang sangat bermakna untuk kemajuan bangsa, negara dan bahkan kemajuan umat manusia. Mahasiswa yang secara umum hanya diketahui sebagai orang yang menuntut ilmu disebuah perguruan tinggi untuk kemudian mencari pekerjaan ternyata mempunyai esensi yang sangat mendalam. Setiap orang dan tentunya setiap Mahasiswa haruslah memahami betapa pentingnya dan betapa berpengaruhnya peran Mahasiswa untuk kemajuan. Mahasiswa dituntut untuk turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik dan menjadi garis penghubung antara pemerintah dan masyarakat.
Jadi mengapa siswa – siswa atau peserta didik yang menjalani proses pendidikan di perguruan tinggi mendapatkan gelar status berupa “maha”siswa, karena Mahasiswa adalah tujuan mulia dari visi dan misi perguruan tinggi yang disebut sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan, penelitian dan pengabdian itulah identitas dari dunia perguruan tinggi di Indonesia. Mahasiswa adalah siswa yang sangat, amat, teramat dan besar. Penyatuan kata maha dengan siswa itulah menjadi penghormatan tertinggi untuk Mahasiswa yang mana menjadi harapan masyarakat, bangsa dan negara. Kata yang hanya dapat dikalahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Satu hal yang perlu disadari lagi adalah bahwa kata Mahasiswa dan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah dua kata yang dipakai oleh negara kita, Indonesia. Begitu mulianya cita – cita luhur negara kita yang sangat disayangkan jika Mahasiswa di Indonesia hanya berorientasi untuk kepentingan dirinya sendiri.
Seorang Mahasiswa akan meraih kesuksesan jika Mahasiswa tersebut sudah sadar akan arti sebenarnya atau makna sebenarnya dari Mahasiswa itu sendiri. Jika seorang Mahasiswa itu sudah sadar dengan arti status yang disandangnya maka energi lebih akan bersemayam dalam dirinya. Energi perubahan untuk menjadi lebih baik akan selalu mendorongnya, karena dia sadar bahwa status yang disandangnya bukanlah hanya berada dalam wilayah formalitas saja, tetapi tanggung jawab untuk arah perubahan besar masyarakat, bangsa dan negara yang lebih baik berada dalam pundaknya. Dengan kesadaran tersebut, seorang Mahasiswa akan terus meng-upgrade diri menjadi lebih baik dalam bentuk pendidikan, penelitian dan tentunya pengabdian.
Jadilah setelah Mahasiswa itu lulus dari perguruan tinggi dan mendapatkan titel yang lebih baik lagi yaitu sarjana, mereka dapat mendedikasikan keilmuannya untuk masyarakat, bangsa dan negara. Jadilah sarjana yang membuka lapangan pekerjaan seluas – luasnya dan mengorientasikan untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara, bukan menjadi sarjana yang hanya menunggu pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil yang digaji oleh negara. Sarjana yang sudah sadar arti atau makna dari Mahasiswa pastilah sudah sadar akan arti dari sarjana. Sarjana bukanlah menjadi status sosial untuk mencari pekerjaan saja, lebih dari itu dan sangat lebih dari itu. Sarjana adalah harapan masyarakat, bangsa dan negara untuk memenuhi aspek sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik, lebih teruji, lebih cerdas, lebih terkonsep, lebih hebat dan lebih segala – galanya.
Sarjana adalah senjata negara untuk menjadikan negara maju, sejahtera, aman dan sentosa. Masihkah kita ingat dengan betapa terhormatnya seorang sarjana di zaman dahulu? Saat sarjana itu kembali ke desa – desa mereka dari perantauan, mereka disambut hangat oleh masyarakat. Mereka adalah impian untuk kemajuan lingkungan. Mereka adalah harapan dan kebanggan keluarga, masyarakat serta bangsa dan negara. Hari ini semua tetap berharap dengan sarjana, namun lebih spesifik lagi. Pada umumnya harapan untuk sarjana hanya tertumpu kepada ruang lingkup keluarganya saja atau kepentingan individunya semata. Harapan untuk memajukan bangsa dan negara atau hanya lingkungan sekitar menjadi paradigma yang utopis, berkhayal atau malah sok benar. Sarjana – sarjana hari ini umumnya disibukkan untuk mencari pekerjaan saja kemudian bekerja lalu mengumpulkan uang untuk menikah, membeli rumah, mobil, membina keluarga kecil dalam konsep kehidupan individualistis yang radikal. Mereka terjebak dalam kehidupan aman yang sebenarnya tidak aman. Titel bergengsi yang diraih dalam masa empat, lima tahun atau lebih tersebut hanya tertuju pada kehidupan pribadi saja. Berpikir untuk memajukan bangsa, negara atau masyarakat sekitar? Mungkin hanya berpikir saja atau bahkan tidak terpikir sama sekali (silahkan jawab sendiri).
Apa yang salah dengan sistem pendidikan sekarang? Apakah sarjana – sarjana itu tidak sadar atau mereka sadar tetapi tidak mau menyadarinya. Apakah ini hasil dari sistem pendidikan kita sekarang? Disaat sarjana pada umumnya lebih diarahkan untuk mencari pekerjaan bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Dari persoalan – persoalan diatas yang membuat penulis sangat gelisah, yang harus dipahami adalah dalam pola pikir sarjana pastilah harus berbeda dengan orang – orang yang tidak sarjana. Disaat orang – orang yang bukan sarjana berbicara tentang orang lain atau sesuatu materi semata. Seorang sarjana pastilah sudah memiliki konsep, aturan main dan sistem untuk memajukan masyarakat, bangsa dan negaranya. Karena sarjana sudah melewati proses pendidikan di dalam perguruan tinggi yang meiliki visi dan misi yang sangat mulia dalam konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jika seorang sarjana hanya mengorientasikan pemikiran dan tujuan hidupnya hanya mencari pekerjaan untuk dirinya sendiri saja dan keluarganya. Bisa dipastikan pemikirannya yang luas dan dalam akan menjadi sempit dan cetek. Seorang sarjana atau Mahasiswa tersebut tidak akan pernah melihat dunia ini secara luas, secara mendalam dan secara esensial. Pandangan mereka hanya melihat tentang dirinya sendiri dan keluarganya. Padahal semakin banyak kita memberi, semakin banyak kita berpikir untuk yang lebih besar akan semakin banyaklah yang kita dapat dan semakin terpenuhilah kebutuhan hidup kita, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan membuka dirinya dan menyadari serta mengimplementasikan konsep Mahasiswa dan sarjana secara esensial maka seorang tersebut akan mendapatkan hak sosial yang tidak akan didapatkan oleh Mahasiswa atau sarjana yang individual. Hak sosial yang didapat tersebut adalah penghormatan, kasih sayang, kecintaan masyarakat, bangsa dan negara untuknya. Hak yang lebih berharga daripada suatu materi belaka. Coba bayangkan jika seluruh Mahasiswa dan sarjana sudah dapat mengambil peran dalam kesadaran akan makna dari Mahasiswa dan sarjana itu sendiri. Bayangkanlah! Masyarakat adil makmur pasti yang akan kita raih. Indonesia yang adil makmurlah yang akan kita rasakan. Oleh karena sebesar itulah pengaruh dari esensi Mahasiswa, maka hanya Mahasiswa dan Tuhan sajalah yang dapat diikat oleh kata “maha”. Bukankah peran terbesar dari Mahasiswa dan sarjana itu adalah mempengaruhi masyarakat untuk membuat tatanan hidup yang lebih baik dalam konsep bernegara.
Apakah anda pernah mendengar kata – kata mutiara yang berbunyi “orang – orang kecil senang membicarkan tentang orang lain, rata – rata orang berbicara tentang sesuatu (thing) dan orang – orang besar selalu membicarakan ide”. Yap, orang – orang besar selalu membicarakan ide atau memikirkan ide. Orang – orang besar selalu membicarakan sistem bukan membicarakan orang lain atau materi semata. Mahasiswa dan sarjana yang diarahkan untuk menjadi orang – orang besar haruslah membicarakan tentang ide, konsep dan sistem. Mahasiswa harus terbiasa dengan hal seperti itu, mereka harus terbiasa untuk membicarakan ide, konsep dan sistem yang akan dibuat. Mahasiswa janganlah hanya terpaku untuk mencari nilai semata dalam proses perkuliahan. Mahasiswa harus mengerti esensi dari ilmu yang mereka pelajari, mereka harus memahaminya agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut. Apakah anda pernah menonton film 3 Idiots? Penulis bukannya akan mempromosikan sebuah film asal India tersebut tetapi penulis sangat terinspirasi oleh film tersebut. Dalam film tersebut terdapat pesan positif yang sangat mendalam untuk dunia pendidikan dimanapun beradanya.
Bahwa pendidikan itu adalah sesuatu yang sangat berharga, lebih berharga dari sekedar hanya selembar ijazah ataupun status sosial. Pendidikan secara umum akan merubah jalan hidup seseorang ke arah yang lebih baik, namun pendidikan tidak boleh dipaksakan. Seperti dalam film 3 Idiots tersebut, jadilah Mahasiswa yang memahami ilmu pengetahuan bukan menjadi Mahasiswa yang hanya mencari nilai saja. Kemudian kembangkan bakat dan potensi yang anda miliki dengan memasuki jurusan yang anda tahu itu adalah dunia anda. Misalnya jika anda memiliki bakat, hobi menulis salurkanlah kepada jurusan sastra atau jurnalistik agar potensi anda semakin bekembang. Jika anda tetap memaksakan masuk ke jurusan yang bukan dari potensi, hobby atau kecintaan anda pada jurusan tersebut, anda akan menemui kesulitan – kesulitan yang nantinya akan menghambat potensi sebenarnya yang anda miliki. Mungkin kedepan anda akan hanya lebih banyak menggerutu atau mengeluh dengan kondisi yang ada. Anda akan sulit untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang anda dapat atau miliki.
Saat anda dapat mensinergiskan antara bakat, kecintaan dan hobi anda dalam jurusan yang tepat maka potensi yang anda miliki akan keluar dengan sangat besar. Jadilah anda akan menjadi diri anda sendiri bukan diri yang anda ketahui bahwa itu bukanlah diri anda. Jika hal itu sudah terjadi maka kesuksesan sudah dapat anda bayangkan. Karena anda dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang anda miliki. Jika kesuksesan sudah dapat anda bayangkan maka jalan untuk menggapainya tidak sulit untuk anda pikirkan dan lakukan. Anda akan mudah memahami tentang suatu ilmu yang anda dapat, kemudian anda dapat membuat suatu sistem dari ilmu pengetahuan yang anda miliki. Dengan sistem itu anda dapat menjalankan roda – roda kehidupan yang lebih baik untuk diri anda, masyarakat, bangsa dan negara.
Namun, kebanyakan dari kita sudah ada yang terlanjur untuk menimba ilmu dalam jurusan yang tidak diinginkannya. Hal tersebut harus dilaluinya dengan kesabaran dan tentunya agak keterpaksaan untuk mengikuti proses perkuliahan demi mendapat titel sarjana. Keterlanjuran salah dalam mengambil jurusan harus disikapi dengan lebih dewasa agar tidak mengkerdilkan diri kita dalam pengembangan potensi diri. Jika tidak ingin keluar, kita harus tetap menjalani perkuliahan tersebut walau itu sulit. Tetapi disamping itu kita harus terus mengembangkan potensi diri kita. Mengembangkan apa yang sudah menjadi passion alami kita. Bagaimana caranya mengembangkan potensi diri kita? Dalam bab – bab selanjutnya akan dibahas lebih tentang pengembangan potensi diri untuk menjadi Mahasiswa sukses.
Harapan penulis bahwa pembaca atau Mahasiswa dapat memahami dan menyadari arti dari makna sesungguhnya dari Mahasiswa serta sarjana. Status sosial yang hanya dapat dikalahakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.