jadi mahasiswa???

Headline1. Sehabis SMA, enaknya kuliah, kerja atau ??

Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya menyikapinya dengan melihat pada masyarakat di Indonesia sendiri. Saat di Tanya setelah SMU enaknya kuliah, kerja atau yang lain (menikah dan menganggur), sebelumya saya hanya ingin membahas enakan kuliah dan enakan kerja, karena keduanya adalah kesimpulan dari keputusan para lulusan SMA untuk menilainya, lalu saya akan menjawab pertanyaan ini dengan membagi tingkatan masyarakat dari segi ekonominya. Karena menurut saya, untuk menjawab enak atau tidak enaknya kuliah, kerja atau dan lainnya sehabis SMU, kita harus melihat sisi ekonomi dari kalangan masyarakat itu sendiri. Pada pembagian tingkatan ini, saya membaginya menjadi tiga kelompok tingkat masyarakat dalam segi ekonomi, yaitu masyarakat dari ekonominya tinggi,sedang dan rendah.

Pada masyarakat tingkat ekonomi tinggi saya yakin kebanyakan dari mereka yang baru saja lulus dari SMA akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Karena pada dasarnya seorang siswa yang sudah sekolah selama 12 tahun, pasti ingin mengenyam pendidikan perkuliahan di perguruan tinggi, dan itu semua juga menjadi keinginan dari para lulusan SMA di tingkat ekonominya tinggi. Karena dengan berkuliahlah mereka akan mendapat title yang akan memudahkan mereka untuk mencari kerja(uang) dalam bentuk pendidikan formal setelah mendapat title yang mereka inginkan / yang mereka akan jalani di masa perkuliahan nantinya. Dalam tingkatan ini tentunya para lulusan SMA dapat masuk ke perguruan tinggi dengan mudah, karena mendapatkan sarana dan prasarana yang berlebih untuk berkuliah. Pada kesimpulannya para lulusan SMA yang tingkat ekonominya lebih dari cukup akan menjawab “enakan kuliah”. Karena mereka mampu untuk berkuliah dan jalan satu – satunya cara untuk mendapatkan title – title / gelar – gelar yang akan mereka butuhkan untuk keperluan mereka masing – masing adalah dengan berkuliah di perguruan tinggi. Tetapi pada dasarnya mereka belum dapat menjawab enak atau tidaknya kuliah, karena mereka belum kuliah, mereka hanya mengira – ngira saja perkuliahan itu seperti apa melalui informasi – informasi yang mereka dapat dari masyarakat umum tentang perkuliahan itu sendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa di dalam tingkaten ini ada lulusan yang ingin kerja atau malah yang tidak ingin kuliah dan kerja dikarenakan pemikirannya sendiri.

Pada pembahasan berikutnya, saya akan memaparkan masyarakat pada ekonomi sedang(menengah). Pada masyarakat inilah yang sangat menjadi perhatian saya, dikarenakan masyarakat ini di bagi dari keberagaman pemikiran – pemikiran yang memutuskan akan kemana saya jika lulus SMA?, keberagaman ini lalu saya bagi menjadi 50%: 50%. 50% untuk lulusan yang ingin berkuliah dan 50% untuk yang ingin kerja. Mengapa saya membaginya dalam presentase seimbang tersebut. Karena menurut pertimbangan saya, para lulusan yang tingkat ekonominya sedang dan mereka menjawab enakan kuliah itu didasarkan akan pemikiran mereka yang merasa ingin melanjutkan ke perguruan tinggi untuk mendapat title sarjana dan itu semua semata – mata untuk memudahkan mendapatkan pekerjaan di kemudian hari kelak. Dan mereka yang menjawab enakan kuliah itu juga didasarkan keinginan mereka untuk belajar lagi dalam pendidikan formal, yaitu melanjutkan ke perguruan tinggi. Dan untuk yang menjawab enakan kerja, mereka didasarkan pemikiran yang melihat adanya keinginan untuk mendapatkan uang. Dan mereka berkeyakinan, jika sudah banyak uang buat apa belajar capek – capek lagi dan hanya membuang – buang uang jika hasilnya tidak memuaskan (padahal hasil tersebut merekalah yang memutuskannya). Tetapi patut di perhatikan bahwa ditengah – tengah kedua pemikiran diatas ada yang berkuliah dan bekerja. Mereka – merekalah yang menuntut ilmu sambil menghasilkan uang. Saya adalah orang – orang yang berpikiran seperti ini.dan kesimpulannya untuk masyarakat tingakatan ini adalah terbagi menjadi tiga golongan, yaitu enakan kuliah, enakan kerja dan enakan kuliah sambil bekerja.

Pada tingkatan ekonomi yang rendah, menurut saya para lulusan SMA dari tingkatan ini cenderung akan menjawab enakan kerja, dikarenakan mereka berpikir dan memperhitungkan masalah ekonominya yang notabane rendah. Karena mereka akan kesulitan jika berkuliah dikarenakan rendahnya ekonomi mereka, sedangkan kuliah memerlukan uang yang tidak sedikit dalam pembayarannya. Dan mereka setelah SMA cenderung untuk bekerja dan tidak menutup kemungkinan mereka akan berkuliah di kemudian hari nanti setelah mendapat banyak uang. Tetapi saya sadar, pada tingkat ekonomi ini ada juga yang menjawab enakan kuliah dikarenakan kecerdasan masing – masing individual yang menarik perhatian para dermawan , instansi universitas dalam mencari potensi – potensi cerdas untuk memasukkan mereka dalam program bea siswa untuk mereka. Disini hanya individu yang cerdas dan kompeten dalam pelajarnlah yang akan menjawab enakan kuliah.

Begitulah jawaban saya dalam menjawb pertanyaan “sehabis SMA enakan kuliah, kerja dan lainnya”. Itu semua hanyalah pemikiran – pemikiran saya setelah survey ke beberapa teman, tetangga dan masyarakat sekitar dalam menjawab pertanyaan tersebut.

2. Apa sih enaknya kuliah?

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita harus memiliki pengetahuan yang mendasar tentang kuliah itu sendiri. Dan pertanyaan ini pantasnya ditanyakan oleh para mahasiswa bukan para orang – orang yang baru lulusan SMA dan belum kuliah. Tetapi karena kepantasan pertanyaan diatas lebih pantas untuk ditanyakan untuk mahasisiwa, maka saya akan menjawabnya dengan pandangan mahasisiwa, bukan pandangan masyarakat umum yang baru saja lulus SMA dan belum kuliah.

Patut untuk dicermati pertanyaan diatas yang menanyakan “apa sih enaknya kuliah?”, jika mendengar pertanyaan diatas, maka kita dapat merasakan bahwa pertanyaan diatas mutlak menyatakan bahwa enaknya kuliah itu apa?, jadi orang – orang yang menjawab harus menjelaskan enaknya kuliah. Berbeda jika pertanyaannya “kuliah itu enak atau tidak sih?”, untuk pertanyaan disini para penjawab harus memilih jawabannya terdiri dari dua jawaban yaitu enak dan tidaknya kuliah.

Karena saya sudah mencermati pertanyaannnya, maka saya rasa pertanyaan ini untuk menjelaskan apa – apa saja keenakan dalam berkuliah. Sekali lagi saya tegaskan untuk menjawab pertanyaan diatas kita harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkuliahan. Dan pertanyaan ini pada dasarnya hanya bisa dijawab oleh orang – orang yang telah merasakan perkuliahan , pertanyaan ini bukan untuk dijawab pleh orang – orang yang belum kuliah. Mencermati situasinya saya akan menanyakan pertanyaannya kepada orang – orang yang telah merasakan kuliah. Dan setelah saya menanyakannya ke beberapa banyak orang saya mendapatkan berbagai jawaban yang penuh dengan variasi. Dari variasi jawaban tersebut saya menyadari betapa banyaknya perbedaab pemikiran manusia satu dengan manusia lainnya. Namun variasi – variasi tersebut saya rincikan secara rapi dan jawabannya menjadi seperti ini : kuliah itu dapat menanbah wawasan umum, kuliah itu dapat menambah teman – teman berwawasan, kuliah itu dapat melanjutkan pengetahuan dasar kita dari sekolah 12 tahun kepada tingkatan yang lebih tinggi dalam penjurusan yang kita ambil. Melihat jawaban tersebut saya menarik kesimpulan bahwa enaknya kuliah itu adalah karena akan menambahnya wawasan kita sendiri, dikarenakan kita belajar lebih mendalam dan mendapat pengetahuan/wawasan umum oleh teman – teman perkuliahan yang juga berwawasan. Maka pertanyaan kedua terjawab oleh jawaban seperti diatas. Mungkin jawabannya terlalu umum atau egois dalam menjawabnya, itu semua dikarenakan jawaban dari orang – orang yang menjawab kuliah itu enak untuk nantunya bekerja saya singkirkan karena sudah keluar dari tujuan pertanyaan diatas yang secara tidak langsung menitikbereatkan manfaat kuliah dalam berkuliah (saat masih kuliah) bukan manfaat selesai kuliah.

3. Kenapa harus kuliah?

Saat ditanya pertanyaan seperti ini, kebanyakan orang dipikirinnya pasti akan terpikir dengan masa depan yang ditetapkan dalam pendidikan formal yang berjenjang, jarena pendidikan formal yang dia ikuti dari taman kanak – kanak mungkin, lalu SD,SMP,SMA. Setelah melalui itu semua, orang – orang pasti akan terpikir dengan kuliah. Pasti semua orang yang ada materi lebih dan yang materinya kurang akan memikirkan kuliah. Dan disaat itulah timbul pertanyaan yang jawabannya pasti bervariasi dari manusia satu dan manusia lain. Pertanyaan itu tidak lain adalah “kenapa harus kuliah”. Dari sini saya akan membagi orang – orang yang mempunyai pengertian tentang kuliah dalam tiga golongan. Yang pertama adalah golongan orang – orang yang mengerti apa arti kuliah di universitas / perguruan tinggi yang sebenarnya. Pada dasrnya kuliah artinya memang untuk menuntut ilmu sesuai jurusan yang kita ikuti / kita pilih sendiri. Misalnya seorang yang mengambil jurusan kedokteran, mereka dibebankan oleh ilmu yang akan mereka pelajari seperti pelajaran – pelajaran kedokteran pada umumnya yang mempelajari tentang organ tubuh manusia, bahan – bahan yang nantinya akan menjadi obat, mempelajari struktur tubuh manusia dsb. Tetapi jika anda sudah memasuki universitas yang gaya belajarnya jauh berbeda denga SD,SMP,dan SMA, anda akan merasakan bahwa gaya belajar dalam kuliah itu menuntut anda harus lebih kritis dalam menyikapi persoalan – persoalan atau masalah yang anda hadapi dengan pikiran jauh kedepan dalam menuntut yang benar dalam pikiran anda, anda dirangsang untuk ingin tahu apa sebenarnya orang itu tanyakan, adilkah mereka bertindak, pantaskah mereka menyuruh – nyuruh kita, atau apa ini – apa itu yang ia katakan?, untuk orang – orang yang sudah paham apa itu mahasiswa, mereka sudah tahu, saat menjadi mahasiswa anda juga akan dihadapi oleh banyaknya organisasi, baik intra kampus dan organisasi yang nasional, atau juga organisasi yang akan menyesatkan anda. Disinilah pikiran kita dituntut lebih matang dalam menyikapinya. Diambang rasa ingintahu yang besar dan penasaran, anda yang sudah dijadikan orang berpikir kritis akan memasuki salah satu organisasi dan jika anda sudah berkecimpung didalamnya maka anda akan mmemerlukan pengetahuan yang lebih untuk menjadi anggota organisasi tersebut. Karena para kader organisasi akan dituntut pandai berbicara dan memiliki wawasan luas untuk mengembangkan organisasi yang anda ikuti. Jadi tidak menutup kemungkinan seorang yang kuliah dalam jurusan kedokteran akan belajar tentang hukum – hukum Negara atau cara beretorika yang baik, yang pada dasarnya ilmu itu tidak ada dalam pelajaran yang diajarkan dalam jurusan bidang kedokteran. Jadi, jawaban untuk golongan satu adalah kuliah menjadikan kita kritis, merangsang rasa ingin tahu dan akan membuat kita akan mempelajari semua bidang. Dan menjadikan kita memiliki wawasan umum yang sangat luas. Keuntungan menjadi orang yang termasuk golongan satu ini adalah memudahkan kita bersosialisasi dalam masyarakat dan membuat kita mempunya banyak teman dan kenalan, itu semua membuat orang banyak mengenal kita. Orang – orang yang ada digolongan satu cenderung akan menuju tangga politik dan social dalm hidup dan masa depannya.

Pada golongan kedua, saya melihat orang – orang yang belum paham apa arti mahasiswa, dan saat orang itu sudah paham, mereka tetap tidak mengerti apa arti mahasiswa yang sesungguhnya. Orang – orang ini adalah sekumpulan banyak orang yang telah berkuliah di unversitas dan mengambil jurusan yang mereka pilih atau yang mereka ikuti. Tetapi jurang besar membedakan golongan pertama dan golongan kedua adalah golongan kedua hanya belajar dan berwawasan apa yang ia pelajari saja dan menutup kemungkinan mempelajari pengetahuan umum, walaupun mereka sudah mengerti apa mahasiswa yang sesungguhnya, tetapi mereka tidak melakuakan apa- apa yang golongan satu lakukan. Dikarenakan pemikirannya hanya terpusat dengan academic saja dan mereka yakin hanya dengan academic bagus mereka dapat bekerja dan menghasilkan banyak uang, padahal pada praktik kehidupan yang sebenarnya orang – orang seperti ini tidak mempunyai tingkat social yang tinggi bahkan cenderung rendah, tidak mempunyai teman banyak dan kerabanya sedikit, itu semua mengakibatkan ilmu yang ia miliki hanya untuknya, dirinya dan memang ada untuk orang lain, tetapi ilmu yang ia miliki tidak bisa merubah hidup orang lain. Mereka cenderung hanya memikrkan diri sendiri dan kenyamanan hidup untuknya sendiri, tidak peduli banyak manusia meninggal disana – sini karena kelaparan, karena itu semua bukan urusan mereka. Jadi, orang – orang yang ada di golongan kedua mempunyai jawaban adalah, “kuliah sebagai jalan untuk mencari uang dengan cara bekerja di perusahaan – perusahaan atau membuka usaha sendiri setelah ia lulus sebagai mahasiswa”.

Untuk golongan ketiga, saya memperhatikan orang – orang yang belum tahu apa arti mahasiswa sesungguhnya dan saat ia sudah tahu apa arti mahasiswa itu, ia tidak memahaminya. Orang ini cenderung mengalatkan perkuliahan di universitas sebagai ajang mencari teman saja, mencari pacar baru, tambahan uang saku, dan hanya menjadi gengsi jika ia tidak kuliah. Jika orang golongan kedua mungkin akan sukses dalam menjadi lulusan kuliah dikarenakan academiknya yang tinggi(tetapi mereka buta akan bermasyarakat), dan untuk golongan ketiga yang membudayakan hedonisme dan ketidak adanya disiplin dalam hidup, membuat orang ketiga sebagai orang – orang yang akan menggali lubang untuk kuburannya di masa depan. Karena, saat ia baru sadar itu semua. Ia akan menyesal karena telah menyia – nyiakan kuliah, ia susah dapat kerja karena temannya hanya dia – dia saja(sama pola pikirnya) dan gaya hidup ia dulu yang hedonis membuat ia menjadi orang – orang yang merugi. Begitulah jawaban – jawaban yang dipertnyakan pada pertanyaan diatas, dan tinggal kita yang memilih, “INGIN MENJADI GOLONGAN YANG KEBERAPA KITA?????”.

By: Axl nejad (Muhammad “agam” Sabana)

Leave a comment